Jumat, 12 Juni 2015

Apakah Biomagnifikasi Itu?

Biomagnifikasi:

Proses dimana pencemar bergerak dari satu tingkat tropik ke tingkat lainnya dan menunjukkan kepekatan pencemar dalam makhluk hidup sesuai dengan tingkat trofik makhluk hidup tertentu (Connell & Miller, 2006).

Proses biomagnifikasi dimulai ketika konsentrasi kontaminan yang tersimpan pada tubuh produsen lebih tinggi daripada lingkungan sekitar . 

Produsen dimakan oleh konsumen, artinya konsumen di atasnya akan mengkonsumsi sejumlah biomassa dari tingkat trofik di bawahnya.

Syarat terjadinya Biomagnifikasi:
Polutan harus bersifat :
  • Tahan lama
  • Polutan yang mobile
  • Bahan biologi aktif
  • Larut dalam lemak
Jika polutan berumur pendek, ini akan diuraikan sebelum itu bisa menjadi berbahaya.
Jika tidak mobile, itu akan ditinggal di satu tempat dan tidak mungkin akan diambil alih oleh organisme.
Jika polutan larut dalam air akan dikeluarkan oleh organisme. Polutan yang larut lemak, bagaimanapun, mungkin akan disimpan untuk waktu yang lama. Ini tradisional untuk mengukur jumlah polutan di jaringan lemak organisme seperti ikan.
Jika polutan secara tidak aktif biologis,mungkin biomagnify. Hal itu mungkin tidak akan menyebabkan masalah.

Contoh Zat Kimia yang mungkin Biomagnified:
DDT : Insektisida, digunakan untuk membunuh serangga.
Agen oranye:Herbisida, digunakan untuk membunuh pohon di Kamboja selama perang Vietnam
PCB:Bahan kimia dalam transformator listrik, dll.

Dampak Biomagnifikasi:
Manusia menduduki posisi puncak tingkat trofik pada hampir semua rantai makanan dalam ekosistem, sehingga manusia merupakan penanggung resiko biomagnifikasi yang paling tinggi.
Mempengaruhi dan merusak keseimbangan antara organisme dan ekosistem.


Akumulasi bahan pencemar dalam rantai makanan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologi tubuh dan mutasi genetik. Mutasi menyebabkan terjadinya variasi genetik yang menimbulkan spesiasi.




Sumber Referensi:
Connell, D. W. & Miller, G.J. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Terjemahan oleh Yanti Koestoer. 2006. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).








Tidak ada komentar:

Posting Komentar