Rabu, 10 Juni 2015

Mari Bereksperimen tantang Bahaya Merokok...!


I. Topik:

Zat Karsinogenik dalam Asap Rokok yang Menyebabkan Gangguan Sistem Respirasi.

II. Tujuan:

Siswa dapat menjelaskan adanya zat karsinogenik dalam asap rokok yang menyebabkan gangguan sistem respirasi.

III. Dasar Teori:

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Wigand, 2006).

Bahan utama rokok adalah tembakau, dan setelah dibakar, asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat-zat yang membahayakan kesehatan. Kandungan utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandungi bahan-bahan kimia lain yang juga sangat beracun.

Nikotin

Komponen ini terdapat di dalam asap rokok dan juga di dalam tembakau yang tidak dibakar. Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf, juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan. Denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah. Nikotin memegang peran penting dalam ketagihan merokok (Sitepoe, 2000).

Tar

Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan juga dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal (Fauci et al., 2008).

Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh juga diklasifikasikan sebagai tar. Di dalam tar, dijumpai zat-zat karsinogen seperti polisiklik hidrokarbon aromatis, yang dapat menyebabkan terjadinya kanker paru-paru. Selain itu, dijumpai juga N nitrosamine di dalam rokok yang berpotensi besar sebagai zat karsinogenik terhadap jaringan paru-paru (Sitepoe, 2000).

Tar juga dapat merangsang jalan nafas, dan tertimbun di saluran nafas, yang akhirnya menyebabkan batuk-batuk, sesak nafas, kanker jalan nafas, lidah atau bibir (Jaya, 2009).

"Tar" adalah istilah baru, istilah yang digunakan untuk menggambarkan bahan kimia beracun yang ditemukan dalam rokok. Konsentrasi tar dalam rokok terbagi menjadi tiga tingkat:

  • High-tar rokok mengandung sedikitnya 22 miligram (mg) dari tar
  • Medium-tar rokok dari 15 mg sampai 21 mg
  • Rendah-tar rokok 7 mg atau kurang dari tar

Filter rokok pertama kali ditambahkan untuk rokok pada tahun 1950 ketika diketahui bahwa tar dalam rokok berpotensi pada peningkatan risiko kanker paru-paru. Idenya adalah bahwa filter akan menjebak tar, tetapi hasilnya tidak sebaik sebagaimana yang diharapkan. Racun masih terbentuk dan masuk ke paru-paru perokok.

Dalam bentuk padat, tar berwarna cokelat, lengket dan mudah menempel. Penyebab gigi seorang perokok menjadi cokelat. Bayangkan noda lengket itu menetap ke jaringan merah halus dari paru-paru.

Tar dapat hadir dalam semua rokok karena rokok dibakar, dan hisapan terakhir mengandung tar sebanyak dua kali lipat dibandingkan hisapan rokok pertama kali dibakar.
Tar dalam asap rokok melumpuhkan silia di paru-paru, dan berkontribusi terhadap penyakit paru-paru seperti emfisema, kronis bronkitis, dan kanker paru-paru.

Sumber : http://quitsmoking.about.com/od/chemicalsinsmoke/g/tar.htm

Kanker paru-paru

Kanker ialah penyakit yang disebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel abnormal yang ada dibagian tubuh. Hubungan merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahkan rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru (Karyadi, 2002).

IV. Alat dan Bahan:

1. Alat:
  • Bejana penampung air (ember)
  • Pisau pelubang
2. Bahan:
  • Botol air mineral 1,5 L
  • Selang plastik kecil
  • Rokok filter
  • Korek api
  • Kayu penyumbat
  • Air
  • Gayung
  • Tisu
  • Karet gelang
V. Langkah Kerja:

a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, kemudian melubangi bagian bawah botol dan dipasang selang plastik sepanjang 5 cm.

b. Menyumbat selang dengan kayu penyumbat hingga rapat.

c. Melubangi tutup botol air mineral sebesar ukuran diameter batang rokok.

d. Memasukkan air ke dalam botol air mineral hingga hampir penuh (kira-kira sampai 6 cm di bawah mulut botol), kemudian memasang rokok pada tutup yang telah dilubangi.

e. Memasang tutup botol yang telah dilubangi tersebut pada mulut botol, rokok jangan menyentuh air.

f. Menyalakan rokok menggunakan korek api.

g. Membuka sumbat kayu sehingga air keluar dari botol melalui selang plastik.

h. Mengamati munculnya asap dalam botol sampai air dalam botol tak bersisa.

i. Setelah air dalam botol habis, sumbat kayu dipasang kembali kemudian melepas tutup botol, mematikan nyala rokok dan segera menutup botol dengan beberapa lembar tisu.

j. Mengikat rapat-rapat tisu yang telah dipasang pada mulut botol menggunakan karet gelang.

k. Membuka sumbat kayu, kemudian meniup botol melalui selang plastik sampai asap dalam botol hilang.

l. Membuka ikatan karet gelang, dan mengamati perubahan warna yang terjadi pada tisu yang telah digunakan untuk menutup botol.


VI. Tabulasi Data:


VII. Diskusi:

1. Setelah menyaksikan demonstrasi dan mengamati hasilnya, zat apakah yang menyebabkan perubahan warna pada tisu penutup? Jelaskan alasannya!

Jawab: ___________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________



2. Apabila tisu diibaratkan sebagai paru-paru seorang perokok, prediksikan kondisi paru-paru perokok jika ia merokok secara terus-menerus, dan jelaskan mekanismenya mengapa bisa demikian!

Jawab: ___________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________



3. Apabila rokok yang digunakan jenis kretek (tanpa filter), perkirakan bagaimana kondisi tisu (warnanya) yang terjadi setelah dipasang pada mulut botol! Jelaskan alasannya!

Jawab: ___________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________



VIII. Kesimpulan:

Berdasarkan hasil eksperimen dan diskusi kelompok, dapat ditarik kesimpulan yaitu: _______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________ 

_______________________________________________________________________



IX. Daftar Pustaka:

Fauci et al, 2008. Harrison’s Principle of Internal Medicine 17th ed. New York: Mc Graw-Hill, 1553-1558.

Jaya, Muhammad. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz’ma.


Karyadi. 2002. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat, Jantung Koroner. Jakarta: PT. Gramedia.


Sitepoe, Mangku. 2000. Kekhususan Rokok Di Indonesia Cetakan I. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.


Wigand, J.S. 2006. Additives, Cigarette Design and Tobacco Product Regulation, Journal of Longwood University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar